Rabu, 10 September 2008

BAB EMPAT

BERBAGAI CARA MERASUL

15. (Pendahuluan)
Kaum awam dapat menjalankan kerasulan mereka secara perorangan atau tergabung dalam berbagai paguyuban atau perserikatan.

16. (Pentingnya aneka bentuk kerasulan perorangan)
Kerasulan, yang harus dijalankan oleh setiap orang secara pribadi dan secara melimpah mengalir dari sumber hidup kristiani yang sejati (lih. Yoh. 4:14), merupakan landasan dan syarat bagi semua kerasulan awam, juga yang bersifat kolektif, dan tidak dapat digantikan oleh apa pun juga.
Meskipun mereka tidak ada kesempatan atau kemungkinan untuk bekerja sama dalam perserikatan, namun semua awam dalam keadaan mana pun juga dipanggil dan wajib menjalankan kerasulan. Kerasulan itu selalu dan di mana-mana memang berharga, tetapi dalam situasi-situasi tertentu merupakan satu-satunya yang sesuai dan mungkin.
Terdapat banyak bentuk kerasulan, yang bagi kaum awam merupakan jalan untuk membangun Gereja, dan menguduskan mereka dunia serta menjiwainya dalam Kristus.
Bentuk khusus kerasulan perorangan lagi pula tanda paling sesuai bagi zaman kita, yang menampilkan bahwa Kristus hidup dalam Umatnya yang beriman, ialah kesaksian seluruh hidup sebagai awam, yang bersumber pada iman, harapan dan cinta kasih. Namun melalui kerasulan secara lisan, yang dalam situasi-situasi tertentu memang sungguh perlu, para awam mewartakan Kristus, menguraikan ajaran-Nya, menyebarluaskannya menurut kondisi serta kemampuan masing-masing, dan mengakuinya dengan setia.
Kecuali itu, dengan menyumbangkan tenaga sebagai warga dunia ini dalam upaya-upaya untuk membangun dan mengurus tata dunia sekarang, haruslah kaum awam dalam hidup berkeluarga, dibidang kejuruan, kebudayaan dan kemasyarakatan, dalam terang iman mencari motivasi-motivasi yang lebih luhur, dan bila ada kesempatan mengungkapkannya kepada sesama, karena menyadari bahwa dengan demikian mereka bekerja sama dengan Allah pencipta, Penebus dan Pengudus, serta memuliakan-Nya.
Akhirnya hendaklah para awam menjiwai hidup mereka dengan cinta kasih, dan sejauh mampu mengungkapkannya dengan tindakan nyata.
Hendaklah segenap umat mengingat, bahwa dengan ibadat resmi dan doa, dengan bertobat dan secara suka rela menerima jerih-payah serta kesukaran-kesukaran hidup, yang menjadikan mereka serupa dengan Kristus yang menderita sengsara (lih. 2Kor 4:10; Kol 1:24), mereka dapat menjangkau semua orang, dan membawa sumbangan bagi keselamatan seluruh dunia.

17. (Kerasulan awam dalam situasi-situasi tertentu)
Kerasulan perorangan itu sangat perlu dan mendesak di daerah-daerah, tempat kebebasan Gereja menghadapi rintangan-rintangan yang berat. Dalam situasi yang amat sulit itu kaum awam sejauh mereka mampu menggantikan para imam, dengan menanggung resiko bagi kebebasan mereka sendiri dan acap kali juga bagi hidup mereka. Kepada orang-orang disekitar mereka menyampaikan ajaran kristiani; mereka membina sesama dalam hidup keagamaan dan semangat katolik; mereka mengajak sesama untuk sering menerima sakramen-sakramen, dan terutama untuk berbakti kepada Ekaristi suci[ [28]]. Konsili suci dengan setulus hati bersyukur kepada Allah, yang juga pada zaman kita sekarang tidak berhenti membangkitkan para awam yang berjiwa teguh bagaikan pahlawan ditengah penganiayaan, dan menyambut mereka penuh kasih kebapaan serta rasa syukur.
Kerasulan perorangan menemukan gelanggang yang istimewa di mana Umat katolik hanya sedikit jumlahnya dan hidup terpencar. Di situ para awam, yang hanya merasul secara perorangan entah karena sebab-sebab tersebut diatas, entah karena alasan-alasan khas yang muncul dari kegiatan profesional mereka sendiri, seyogyanya toh mengadakan pertemuan-pertemuan dalam kelompok-kelompok kecil, tanpa bentuk kelembagaan atau organisasi yang ketat, sehingga selalu nampaklah tanda persekutuan Gereja bagi orang-orang lain, sebagai kesaksian cinta kasih yang sejati. Demikianlah, melalui persahabatan dan pertukaran pengalaman, dengan saling memberi bantuan rohani, mereka diteguhkan untuk mengatasi kendala-kendala hidup serta kegiatan yang serba terpencil, dan untuk memperbuahkan hasil kerasulan yang lebih banyak.

18. (Pentingnya kerasulan yang terpadu)
Umat beriman kristiani sebagai perorangan dipanggil untuk merasul di pelbagai situasi hidup mereka. Tetapi hendaknya mereka mengingat, bahwa manusia menurut kodratnya bersifat sosial, dan bahwa Allah (lih. 1Ptr 2:5-10) dan menjadi satu tubuh (lih. 1Kor 12:12). Dan oleh karena itu kerasulan yang terpadu memang sungguh menanggapi tuntutan Umat kristiani baik sebagai manusia maupun sebagai orang kristiani, dan sekaligus menyajikan tanda persekutuan dan kesatuan Gereja dalam kristus yang bersabda: “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, disitu Aku hadir di tengah-tengah mereka” (Mat 18:20).
Maka dari itu hendaklah Umat beriman serentak mengarahkan kerasulan mereka kepada tujuan yang sama[ [29]]. Hendaknya mereka menjadi rasul di lingkungan keluarga mereka sendiri, di paroki maupun di keuskupan, yang semuanya mengungkapkan sifat kebersamaan kerasulan, begitu pula dalam kelompok-kelompok sukarela yang mereka bentuk atas pilihan sendiri.
Kerasulan yang terpadu amat penting juga, karena dalam jemaat-jemaat Gereja maupun di pelbagai lingkungan kerasulan sering perlu dilaksanakan dalam kegiatan bersama. Sebab perserikatan-perserikatan, yang didirikan untuk kegiatan-kegiatan merasul secara bersama, mendukung para anggotanya dan membina mereka untuk merasul, lagi pula dengan cermat menyiapkan serta mengatur usaha-usaha kerasulan mereka, sehingga dari padanya boleh diharapkan hasil-hasil yang jauh lebih melimpah, daripada bila masing-masing menjalankan kegiatannya sendiri.
Adapun dalam situasi sekarang sangat perlulah, bahwa dalam lingkup kegiatan kaum awam bentuk kolektif kerasulan dalam suatu organisasi dimantapkan. Sebab hanya perpaduan erat usaha-usahalah yang mampu mencapai sepenuhnya semua tujuan kerasulan zaman sekarang, dan melindungi buah-hasilnya secara tepat guna[ [30]]. Dalam perspektif itu sungguh sangat pentinglah, bahwa kerasulan juga menjangkau alam pandangan umum dan kondisi-kondisi sosial mereka, yang mau dilayani. Sebab kalau tidak, mereka itu sering tidak akan mampu menghadapi tekanan pandangan umum atau lembaga-lembaga.

19. (Aneka bentuk kerasulan terpadu)
Perserikatan kerasulan amat beraneka-ragam[ [31]]: ada yang mempunyai tujuan umum kerasulan Gereja; ada yang secara khusus bertujuan pewartaan Injil dan pengudusan; ada yang tujuannya merasuki tata dunia ini dengan semangat kristiani; ada pula yang secara khas memberi kesaksian akan Kristus melalui amal belas kasihan dan cinta kasih.
Diantara persekutuan-persekutuan itu yang pertama-tama layak diperhatikan ialah: yang memupuk dan menjunjung tinggi perpaduan yang lebih erat antara hidup praktis dan iman para anggotanya. Himpunan-himpunan itu bukan merupakan tujuan dalam dirinya sendiri, melainkan harus mengabdi pelaksanaan perutusan Gereja terhadap dunia. Daya kerasulannya tergantung dari kesesuaiannya dengan tujuan-tujuan Gereja dan dari kesaksian kristiani serta semangat Injil masing-masing anggotanya maupun seluruh perserikatan.
Namun bila dipertimbangkan struktur-struktur dan gerak perkembangan masyarakat zaman sekarang, tugas perutusan universal Gereja menuntut, supaya usaha-usaha kerasulan Umat katolik semakin menyempurnakan bentuk-bentuk organisasi pada tingkat internasional. Organisasi-organisasi katolik internasional akan lebih penuh mencapai tujuannya, bila kelompok-kelompok yang tergabung di dalamnya serta para anggotanya semakin erat bersatu dengannya.
Dengan tetap memelihara hubungan dengan Pimpinan Gereja sebagaimana mestinya[ [32]], kaum awam berhak mendirikan[ [33]] dan memimpin perserikatan, dan masuk anggota perserikatan yang sudah ada. Tetapi hendaknya dihindari penghamburan tenaga; itu terjadi bila tanpa alasan yang cukup dipropagandakan himpunan-himpunan dan karya-karya yang baru, atau bila tetap dipertahankan perserikatan-perserikatan yang sudah tidak berguna lagi atau metode-metode yang sudah usang. Dan tidak selalu cocok, bahwa bentuk-bentuk kerasulan, yang dijalankan ditengah bangsa tertentu, begitu saja dialihkan kepada bangsa-bangsa lain[ [34]].

20. (“Aksi Katolik”)
Sejak beberapa dasawarsa di pelbagai negeri kaum awam semakin banyak membaktikan diri dalam kerasulan. Mereka berhimpun dalam pelbagai bentuk kegiatan dan perserikatan, yang sambil memelihara hubungan cukup erat dengan Hirarki telah dan tetap masih mengejar tujuan-tujuan kerasulan yang sejati. Diantara yayasan-yayasan itu atau himpunan-himpunan serupa yang sudah lebih tua, terutama layak disebutkan perserikatan-perserikatan, yang memang menganut bermacam-macam cara berkarya, namun telah memperbuahkan hasil-hasil yang amat melimpah bagi kerajaan Kristus. Persekutuan-persekutuan itu oleh para Paus dan banyak Uskup sudah selayaknya dianjurkan dan didukung perkembangannya, mereka sebut “Aksi Katolik”, dan sering sekali dilukiskan sebagai kerja sama kaum awam dalam kerasulan Hirarki[ [35]].
Bentuk-bentuk kerasulan itu, - entah disebut “Aksi Katolik” entah tidak, - zaman sekarang ini menjalankan kerasulan yang sungguh berharga, dan mencantum perpaduan serta keseluruhan ciri-ciri berikut:
a) Tujuan langsung organisasi-organisasi semacam itu ialah tujuan kerasulan Gereja, yakni: untuk mewartakan Injil kepada sesama dan menguduskan mereka, serta untuk membina suara hati mereka secara kristiani sedemikian rupa, sehingga mereka mampu merasuki pelbagai jemaat serta berbagai lingkungan dengan semangat Injil.
b) Para awam bekerja sama dengan Hirarki dengan cara mereka sendiri, dan menyumbangkan pengalaman mereka serta memikul tanggung jawab dalam memimpin organisasi-organisasi itu, dalam mempertimbangkan situasi-situasi kegiatan pastoral Gereja, dan dalam menjabarkanta melaksanakan program kegiatan-kegiatan.
c) Para awam bertindak secara terpadu bagaikan tubuh organis, sehingga persekutuan Gereja dilambangkan secara lebih mengena, dan kerasulan menjadi lebih subur.
d) Para awam, entah mereka menyediakan diri secara sukarela, atau diundang untuk menjalankan kegiatan dan menjalin kerjasama langsung dengan kerasulan Hirarki, bertindak dibawah kepemimpinan lebih tinggi Hirarki, yang dapat mengesahkan kerja sama itu juga dengan suatu ketetapan eksplisit.
Organisasi-organisasi, yang menurut penilaian Hirarki memang ditandai oleh keseluruhan ciri-ciri itu, harus dipandang sebagai “Aksi Katolik”, meskipun karena tuntutan berbagai tempat maupun suku bangsa bentuk-bentuk serta namanya berbeda-beda.
Konsili suci sangat menganjurkan lembaga-lembaga itu, yang dibanyak negeri sungguh menanggapi kebutuhan-kebutuhan kerasulan Gereja. Konsili mengajak para imam maupun awam, yang terlibat di dalamnya, untuk semakin mewujudkan ciri-ciri tersebut di atas, dan untuk selalu bekerja sama dengan semua bentuk kerasulan lainnya dalam Gereja dalam suasana persaudaraan.

21. (Penghargaan terhadap organisasi-organisasi)
Semua perserikatan kerasulan hendaknya dihargai sebagaimana layaknya. Tetapi persekutuan-persekutuan, yang oleh Hirarki, menurut kebutuhan-kebutuhan masa dan daerah-daerah, dipuji atau dianjurkan, atau ditetapkan untuk didirikan karena lebih mendesak, harus paling diutamakan oleh para imam, para religius dan kaum awam, serta dikembangkan menurut cara mereka masing-masing. Tetapi yang sekarang ini termasuk diantaranya terutama organisasi-organisasi atau himpunan-himpunan internasional Umat katolik.

22. (Kaum awam secara istimewa berbakti kepada Gereja)
Yang dalam Gereja layak mendapat pujian dan penghargaan istimewa yakni para awam, entah berkeluarga entah tidak, yang untuk selamanya atau untuk sementara membaktikan diri beserta kemahiran profesionalnya guna melayani lembaga-lembaga karya-karyanya. Bagi Gereja sangat menggembirakan, bahwa semakin bertambahlah jumlah para awam, yang menyumbangkan pelayanan mereka kepada perserikatan-perserikatan dan karya-karya kerasulan, entah di negeri sendiri entah pada tingkat internasional, entah terutama di jemaat-jemaat katolik di daerah misi dan dalam Gereja-Gereja muda.
Hendaknya para gembala Gereja dengan senang hati dan rasa syukur menyambut para awam itu, dan berusaha supaya kondisi-kondisi hidup mereka sedapat mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan keadilan, kelayakan dan cinta kasih, terutama mengenai nafkah yang sepantasnya bagi mereka beserta keluarga mereka, pun juga supaya mereka menerima pembinaan, dukungan rohani serta dorongan.

Tidak ada komentar: