Kamis, 11 September 2008

SP Maria dan Gereja

oleh: Beato Isaac dari Stella, Abbas (1100-1169)

Putra Allah adalah putera sulung dari banyak saudara. Meskipun secara manusiawi Ia adalah putra tunggal, tetapi dengan rahmat Ia telah mempersatukan banyak orang kepada Diri-Nya Sendiri dan menjadikan mereka satu dengan-Nya. Sebab, kepada mereka yang menerima-Nya, Ia memberikan kuasa untuk menjadi anak-anak Allah.

Putra Allah menjadi Anak Manusia dan menjadikan manusia anak-anak Allah, mempersatukan mereka kepada Diri-Nya Sendiri dengan kasih dan kuasa-Nya, supaya mereka semua menjadi satu. Dalam diri mereka sendiri, mereka banyak menurut keturunan manusiawi, tetapi dalam Dia, mereka semua satu melalui kelahiran baru yang ilahi.

Kristus yang seluruhnya dan Kristus yang unik - tubuh dan kepala - adalah satu: satu karena dilahirkan dari Allah yang sama di surga, dan dari bunda yang sama di dunia. Ada banyak anak, tetapi satu. Kepala dan anggota adalah satu anak, tetapi banyak; demikian pula halnya, Bunda Maria dan Gereja adalah satu ibu, tetapi lebih dari satu ibu; satu perawan, tetapi lebih dari satu perawan.

Keduanya adalah ibu, keduanya adalah perawan. Masing-masing mengandung dari kuasa Roh yang sama, tanpa noda. Masing-masing melahirkan putera Allah Bapa, tanpa dosa. Tanpa dosa, Bunda Maria melahirkan Kristus, sang Kepala, demi tubuh-Nya. Dengan pengampunan dari segala dosa, Gereja melahirkan tubuh, demi Kepalanya. Masing-masing adalah Bunda Kristus, tetapi tak satu pun melahirkan Kristus seluruhnya tanpa kerjasama dari yang lain.

Dalam Kitab-kitab yang diilhami, apa yang dikatakan secara universal sebagai bunda perawan, Gereja, dipahami secara individual sebagai Perawan Maria, dan apa yang dikatakan secara khusus sebagai bunda perawan Maria dengan tepat dipahami secara general sebagai bunda perawan, Gereja. Entah yang mana yang dibicarakan, maknanya dapat diartikan keduanya, hampir tanpa pengecualian.

Demikian juga, setiap umat Kristiani diyakini sebagai mempelai Sabda Allah, ibu Kristus, puteri-Nya dan saudari-Nya, sekaligus perawan dan dengan banyak anak. Kata-kata ini dipergunakan secara universal sebagai Gereja, secara istimewa sebagai Bunda Maria, dan secara khusus sebagai individu Kristiani. Semuanya dipergunakan oleh pribadi Kebijaksanaan Allah, Sabda Bapa.

Itulah sebabnya mengapa Kitab Suci mengatakan: Aku akan tinggal di rumah Tuhan. Rumah Tuhan adalah, dalam arti general, Gereja; dalam arti istimewa, Bunda Maria, dalam arti individual, umat Kristiani. Kristus tinggal selama sembilan bulan lamanya dalam tabernakel rahim perawan Maria. Ia tinggal hingga akhir abad dalam tabernakel iman Gereja. Ia akan tinggal selama-lamanya dalam benak dan dalam kasih setiap jiwa beriman.

sumber : “Mary and the Church” from a sermon by Blessed Isaac of Stella

Tidak ada komentar: