Selasa, 09 September 2008

Meneladani Sang Immakulata

Meneladani Sang Immakulata
Oleh : Rm. Maximilian M. Dean, FI

Maria adalah murid Kristus yang sempurna dan Bunda yang membawa semua anaknya menjadi mirip Putra Sulungnya. Ia ingin mengenekan pakaian kebajikannya sendiri, kepada kita. Namun hal ini tidak dapat dilakukannya tanpa kerjasama dengan. Maka kita harus mengambil langkah pertama dengan mencoba meneladaninya, dengan menanggalkan habitus lama/kebiasaan kita, sehingga diperbaiki oleh Roh Kudus.

Bila seseorang memulai perjalanan, dia harus memiliki tujuan. Jika tidak, ia akan berjalan kian kemari. Dengan cara yang sama, dalam perjalanan rohani, kita perlu memiliki tujuan rohani yang kita usahakan untuk dicapai dengan bantuan rahmat Ilahi. Tujuannya tentu saja ialah untuk menjadi Kristus-kristus yang lain, menjadi sungguh-sungguh orang Kristen. Yah, makhluk ciptaan yang paling sesuai dengan Kristus dulu, sekarang dan selamanya, adalah Maria Imakulata. Ia adalah teladan Gereja beliau adalah contoh dari setiap orang Kristen. Ini berarti bahwa untuk menjadi seorang Kristen yang otentik, kita harus menjadi Marian.
Maka kita berbicara mengenai daftar perjalanan seumur hidup yang berpusat pada Hati sang Immakulata Coredemtrix. " Marianisasi hidup seseorang." Rm. Manelli dengan singkat menggambarkan perjalanan Marian ini sebagai berikut, " Kita temukan diri kita sendiri di sini dalam arena Mistikisme Maria, dan kita semua dipanggil untuk ini dan di bimbing kepada Konsekrasi Maria yang berjalan mendoakan, membimbing dan mengikuti Putra Allah yang dipercayakan kepada Hidup dan Rahimnya. Yang dipraktekan dalam kedalaman dan Totalitasnya, namun untuk menjalankan hidup sesuai dengan konsekrasi kepada Hati Immakulata secara penuh dan giat, dibutuhkan tekad untuk merealisasikan suatu kehidupan yang menladani menyerupai diri Maria. Sedemikian kuat dan sungguh-sungguh, sehingga kita mengenakan semua Kebajikan-kebajikan dan Keutamaan serta Anugerah yang telah Allah tentukan sejak ia dalam kandungan ibunya St. Anna (Hanna). Ini juga akan membawa kita secara perlahan dan pasti menjadi Bejana seperti diri Maria yang dipersiapkan sebagai sarana Kerajaan Allah, sutau kesatuan yang menjadi semakin Intim dengan Bunda Maria. Di Kayu Salib Yesus pun telah ber Sabda yang disaksikan serta ditujukan kepada murid yang setia Yohanes agar dia juga menerima sebagai ibu sekaligus menjadi anak Maria. Dan melalui Hati Maria Yang Tak bernoda agar kita dapat tiba pada Hati Sang Putra Allah yang juga Buah Rahim dan ia kasihi, demikian yang dinyatakan St. Maximilian M. Kolbe.
Dalam garis besar Marianisasi hidup seseorang Rm. Manelli mengarisbawahi tiga tahap :
Meledani, Menyatukan diri dan Merubah diri sebagai Maria (Putri, Bunda dan Mempelai), setiap jiwa yang memfokuskan perhatiannya dengan tekun pada Hati Bunda Yang Tak Bernoda, secara intim dihubungkan dengan persembahan Diri Putranya yang Ilahi itu, dan didorong dengan kaut untuk meneladani Bunda, masuk dalam suatu kesatuan hidup dengannya dan pada akhirnya di "transubstansiasi" kan secara wajar dan mengalir bersamanya.
Pertama, kita harus meneladani Sang Immakulata dalam semua kebajikannya. Gereja tak pernah merenungkan Maria sebagai "Model yang Utama" dan "Realisasi yang patut dicontoh Gereja", Ia adalah Gereja yang Mulia, Tak Bernoda ataupun berkerut, atau hal seperti itu lainnya. Malainkan. "adalah suci dan tanpa cela"(Ef 5 : 27), maka beliau adalah contoh Pribadi dan Dinamis bagi tiap anggota Gereja yang dipilih Kristus, "sebelum penciptaan dunia…(untuk) menjadi suci dan tak bernoda dalam pandangan Kasih-Nya".(Ef 1 : 4) Ia adalah teladan, terutama di Kaki Salib pada saat ia mempersembahkan Kurban Suci Yesus Kristus pada bapa dan mempersatukan dirinya kepada Kurban-Nya dalam Hati Keibuannya sebagai Coredomtrix. Di bawah aliran Darah Termulia Putranya, dipuncak tertinggi dari perantaraan keibuannya, Maria secara heroic memberi contoh setiap kebajikan Kristiani, khususnya kebajikan teologis; Iman Harapan dan Kasih.
Oleh karena itu, Gereja dan setiap anggota Gereja khususnya, harus meneladani kebajikan-kebajikan Maria yang telah ditunjukkannya dalam seluruh perjalanan perziarahan hidupnya di dunia ini. Namun secara istimewa selama kasih keibuannya di Kalvari, pada saat Maria, dengan dan di bawah Kristus yang tersalaib, meebus dunia sebagai Coredemptrix.
Teladan ini sesuai dengan seluruh proses pertobatan dan pemurnian yang telah kita singgung di artikel-artikel sebelumnya. Rm. Manelli menggambarkannya sebagai "aspek negative" untuk memariankan hidup seseorang, karena "itu termasuk menolak semuanya yang tidak pantas bagi Hati Tak Benoda, yang membuatnya merasa pahit dan terluka, yaitu dosa dalam segala jenis. Itu berarti mempraktekkan penyangkalan diri, penitensi, mempersembahkan silih, baik yang batiniah amupun yang lahiriah…. Melalui proses pemurnian yang luar biasa aktif atau pasif dari indera dan kemampuan jiwa."
Untuk mencapainya pada tingkatan yang praktis, jiwa kita perlu menentukan keburukannya yang paling utama dan kemudian berusaha mempraktekan kebajikan Maria, yang bertentangan dengan kekurangan tadi. Sekali kita mengetahui kebajikan kunci yang kita butuhkan, kita sebaiknya memeriksa diri kita sendiri setiap hari, untuk mengamati bagaimana kita mempraktekannya, merenungkan bagaimana Bunda Maria akan menjalankan ditempat kita. Dengan cara ini, ia menjadi cermin untuk memmeriksa suara hati kita. Saat kita setiap hari membendingkan diri kita dengannya, kita akan mulai menyadari, betapa banyak kita harus bertumbuh dalam kunci kebajikan dalam keutamaannya sebagai Bejana yang dipersiapkan untuk Kerjaaan Allah.
Sungguh merupakan hiburan besar bahwa Sang Immakulata bukanlah teladan statis dari 2000 Tahun yang lalu. Meneladani ia adalah Ibu kita sapanjang waktu, Ibu Rohani Sejati yang penuh semangat, memberi pupuk pada hati kita, yang menjadi perantara semua Rahmat yang kita perlukan untuk mencontohnya supaya menjadi serupa dengan Putranya, Tuhan kita Yesus Kristus. Maka Maria adalah teladan dan perantara kita, dan semua ini disampaikan dengan kasih, bilangan kita memandangnya sebagai Ibu Sejati kita semua yang berpengharapan akan Belas Kasih Setia Allah seperti "Kidung Manificat"nya

Sumber : Missio Immmaculata Internasional Mei 2006.

Tidak ada komentar: